
Tak ada yang benar-benar bisa hidup sendiri.
Kalau pun ada itu hanya dalam cerita film atau sinetron.
Tetangga adalah saudara terdekat ketika saudara sedarah berjauhan tempat tinggal dengan kita. Tetanggalah yang akan datang ke rumah lebih dulu kalau kita butuh bantuan saat terkena musibah.
Dengan pitutur ini pula, saya mempunyai pengalaman hidup bertetangga yang menyenangkan dengan berbagai tipe, watak dan latar belakang orang.
Di Kudus, Saya Belajar Banyak Hal dari Hidup Bertetangga.
Hampir setiap sore, biasanya saya ngumpul bareng emak-emak tetangga sebelah rumah, mencari kutu di kepala (petanan-Jawa) sembari cerita ngalor ngidul tentang sinetron, sekolah anak, harga sembako dan lain sebagainya.
Di Kudus, saya juga mengetahui tradisi unik yang menjadi bagian dari kehidupan bertetangga seperti Wanakib yakni pembacaan cerita Syech Abdul Qodir Al Jaelani oleh bapak-bapak, diakhiri dengan doa dan makan bersama dengan ingkung ayam yang dimasak secara khusus.
Setiap malam Jum’at Kliwon, saya pun lebur bersama tetangga dalam tradisi “Barikan” yakni kebiasaan memanjatkan doa keselamatan, dipimpin oleh seorang ustadz dan diakhiri dengan makan “nasi kluban” bersama-sama di pertigaan jalan.
Keramahan khas masyarakat pantura yang dimanifestasikan dalam kebiasaan hidup bertetangga memang tiada duanya. Ini menjadi pelintasan perjalanan saya dan suami menjalani kehidupan di awal-awal pernikahan.


Mayong Jepara.
Kebetulan saat itu suami pindah kerja ke sebuah dealer otomotif roda dua
di wilayah Mayong Jepara.
Setelah beberapa lama, akhirnya ketemu hunian yang sesuai keinginan di kampung bernama Singorojo.
Di tempat yang baru ini saya pun menemukan tetangga baru dari berbagai latar belakang profesi mulai dari polisi, PNS, karyawan swasta hingga wiraswata.
Seperti di Kudus, lingkungan tempat tinggal juga mengedepankan sikap hidup toleransi, gotong royong dan tolong menolong.
Begitu juga dengan Bu Jafar, Istri Pak RT, yang selalu menggantikan menjaga Si Kecil Arya setiap sore ketika saya harus mandi dan menyiapkan makan malam.
Hampir 4 tahun saya tinggal di kota kelahiran ibu Kartini ini. Rasanya betah karena lingkungan yang nyaman dengan tetangga yang menyenangkan.


di Jogjakarta.
Tidak seperti saat ini di mana mencari hunian tempat tinggal sangat mudah bisa melalui website, dulu mencari hunian sesuai anggaran di Jogja tidaklah mudah.
Tahun pertama, saya dan keluarga masih mengontrak rumah sederhana dengan dua kamar tidur.
Setahun kemudian barulah saya mendapatkan rumah idaman di Purwomartani Kalasan dengan fasilitas kredit lunak perusahaan suami, tenor 5 tahun.
Walaupun terletak di kampung, tempat baru ini sungguh nyaman, mempunyai lingkungan yang asri, ramah anak dan tetangga yang guyup rukun.
Di tempat tinggal baru ini saya juga berkesempatan belajar memainkan alat musik angklung dan menjadi anggota komunitas angklung warga.
Beberapa kali komunitas angklung warga ini berkolaborasi dengan komunitas angklung lain dalam satu panggung.
Sungguh, hidup dalam lingkungan dengan tetangga yang menyenangkan itu bikin hidup semakin hidup, Losta Masta !
memang saat ini harus kita akui untuk mencari rumah secara online itu tidaklah sulit, salah satunya dengan menghubungi hidup dot co dot id, untuk wilayah medan dan sekitarnya ada kan mbak
Betul mas, semakin mudah saja, untuk wilayah sumatera bisa dicheck langsung menggunakan peta di interaktif di hidup.co.id mas
Wah ternyata ada video Laras asri. Itu awal awal latihan kalau gak salah ya mbak…seneng rasanya bisa lihat lagi…thank ya..
Iya betul itu awal-awal latihan. Tetapi kayaknya setelah pentas di Ambarukmo dehh….makasih kunjungannya bun…
Josh, manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi….
betul mas….gak ada yang benar-benr bisa hidup sendiri, kita mesti hidup bertetangga untuk hidup yang lebih baik dan menyenangkan..
Membayangkan jika nanti sudah berkeluarga seperti apa ya rasanya ?
Jangan dibayangkan mas, dilakoni saja itu fitrah kok…
oke mbak, akan saya coba
OK sipppp dicoba ya…
Hidup memang penuh perjuangan ya mbak, termasuk berjuang mencari hunian yang nyaman dengan tetangga yang baik pula, bersama hidup.co.id dapat menemukan hunian ya cocok ya mbak.
Betul mas…semua adalah perjuangan he..he..he… dan semakin mudah saja mencari hunian yang seseuai keinginan dengan hidup.co.id…sayangnya jaman dulu portal ini belum ada…
Aih Mba Yuni dan grup nya keren banget hihi… Pengen deh jadi tetangganya Mba Yuni 🙂
Lagi belajar main angkung mbak….ayooo…
Seru bacanya 😀 akubjd penasaran pengen ke daerah jateng sampe jatim. kalo saya paling susah beradaptasi Apalagi pindah2 baperan n purikan haha..
Emang bener py tetangga yg baik itu rezeki jg ya. Tapi ga semua tempat tetangganya baik2.. aku 3 kali pindah py tetangga yg gotongroyong bgt tp yg terakhir ini sy kurang suka suka ngomngin org. Makannya sy jd di dlm rmh trs.. 😢