Candi Ijo Tempat Terbaik Nikmati Sunset di Ujung Jogja – Selain jejuluk kota pendidikan, Yogyakarta juga mempunyai predikat sebagai kota budaya dan pariwisata yang menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia.
Yogya dengan 5 Kabupaten yang mengelilinginya memang menawarkan berbagai jenis destinasi wisata variatif mulai dari keindahan alam pegunungan, debur ombak laut (pantai) hingga wisata budaya dan sejarah yang ikonik. Kalau kamu suka dengan wisata budaya dan sejarah, Yogyakarta adalah tempatnya. Ada banyak tempat yang bisa kamu kunjungi di sini. Selain Keraton dan Malioboro, mengunjungi candi bisa menjadi salah satu pilihan lainnya.
Tidak hanya Prambanan dan candi Ratu Boko yang terkenal, sejatinya masih ada belasan candi yang belum terekspos walaupun memiliki potensi wisata yang menarik, Candi Ijo salah satunya.
Candi Ijo, Berumur Ribuan Tahun Dan Tertinggi di Yogyakarta
Bisa jadi Candi Ijo memang tak semegah Candi Prambanan yang mendunia atau seluas Candi Boko, tetapi percayalah bahwa ada banyak keunikan tersendiri yang bisa kamu temui di candi ini. So, kenapa disebut Candi Ijo ?
Disebut Candi Ijo karena candi yang dibangun pada abad ke-9 ini terletak pada sebuah bukit (gumuk) yang dikenal Bukit Hijau.
Penyebutan nama Ijo sendiri sebenarnya ditemukan dalam Prasasti Poh yang terletak di Kampung Poh (sekarang kampung Dumpoh) dan berasal dari tahun 905 Masehi. Kampung ini berada di sebelah Timur Sungai Progo Magelang. Dalam prasati tersebut ditulis tentang seorang yang menghadiri sebuah upacara keagamaan yang berasal dari desa Wuang Hijau.
Nah, Kalau prasasti itu benar, ini berarti Candi Ijo telah berumur 1112 tahun sampai tahun 2018 ini. Selain telah berumur ribuan tahun, Candi yang terletak di Desa Sambirejo Prambanan Sleman ini juga merupakan candi yang tertinggi di Yogyakarta karena berada pada ketinggian 275 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Udara sangat sejuk nayaris tanpa polusi dan angin bertiup sepoi-sepoin. Dari ketinggian ini pula kamu bisa memandang liar kota yogya dari ketinggian. Kalau beruntung, kamu juga bisa melihat aktifitas take off dan landing pesawat terbang di Bandara Adi Sucipto. Pokoknya wow banget !
Struktur Candi Ijo yang Unik
Candi Ijo adalah bangunan pemujaan yang berteras-teras, terdiri dari 17 struktur bangunan dan 11 teras berundak yang semakin meninggi ke pusat candi. Pusat candi utama berada di sisi timur dan diapit oleh candi pengapit dan candi perwara yang menghadap ke candi utama.
Di dalam candi utama ini terdapat ruangan (bilik) dengan simbol Lingga-Yoni yang diapit oleh sepasang Apsara. Simbol Lingga Yoni ini melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati sedangkan Apsara atau disebut juga Dewanagari adalah makhluk gaib berwujud manusia perempuan penghuni alam para dewa menurut kepercayaan Hindu dan Buddha.
Nah, kalau kamu mau masuk ke candi utama, kamu akan disambut oleh Kala Makara yakni mahkluk mitos bertubuh naga berkepala gajah. Tapi tenang. Kamu enggak perlu takut karena itu hanyalah semacam ukiran yang berada di atas pintu masuk candi utama yang seperti goa raksasa.
Nah, dari pintu masuk candi utama ini dan menghadap ke arah Barat maka kamu bisa melihat jajaran candi perwara berjumlah 3 (tiga) buah. Ketiga Candi Perwara ini menghadap ke candi utama dengan ukuran berbeda yang konon dipercaya sebagai kendaraan Dewa Siwa. Candi Perwara yang berada di Selatan mempunyai ukuran 519 x 517 cm dengan tinggi 662 cm. Sedangkan yang berada di sebelah Utara mempunyai ukuran denah 511 x 511 cm tinggi 630 cm.
Khusus untuk yang berada di bagian tengah, candi Perwara mempunyai ukuran 630 x 515 cm tinggi 650 cm. Yang membedakan dengan dua lainnya, Candi Perwara di bagian tengah ini kamu akan menemukan meja batu (Nandi) yang disebut padmasana.
Ss…ssst!!. Masih Ada Misteri Yang Belum Terpecahkan Di Candi Ijo, Lho !
Di balik kesejukan udara serta keelokan struktur candi, ternyata Candi Ijo masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini. Konon Candi Ijo masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini. Misteri ini tercantum pada sebuah prasastinya.
Prasasti itu terletak pada teras ke-9 yang bertulisan “Guywan atau Bhuyutan” yang berarti pertapaan. Ada prasasti lainnya yang terbuat dari batu berukuran 14 cm dan tebal 9 cm yang memuat mantra yang diperkirakan berisi semacam kutukan yakni “Om sarwwawinasa, sarwwawinasa”.
Mantra ini ditulis berulang-berulang hingga 16 kali. Hingga saat ini kelum diketahui secara pasti “kutukan” yang tertulis dalam prasasti tersebut berkaitan dengan hal apa. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kutukan itu mengikat orang-orang yang melakukan peribadatan di tempat tersebut jaman dulu. Who Knows !
Tetapi, kamu gak perlu khawatir untuk berkunjung ke tempat ini karena Candi Ijo ini salah satu candi yang mendapat banyak rekomendasi untuk dikunjungi. Nah, kalau kamu berkunjungi ke sini, kamu bisa mendokumentasikan langsung prasasti tersebut.
Bagaimana ke Candi Ijo ?
Jalur termudah kalau kamu mau ke Candi Ijo adalah adalah melalui jalur alternatif pertigaan Prambanan-Piyungan. Pertigaan ini berada di seberang jalan komplek Candi Prambanan. Untuk mencapai lokasi Candi Ijo, baik dari arah yogya Kota maupun Solo akan melewati jalan yang sama yakni pertigaan jalan Prambanan-Piyungan, jalur alternatif ke Gunung Kidul (Wonosari) melewati Kecamatan Pitungan.
Lokasi pertigaan ini hanya beberapa puluh meter dari pintu masuk Candi Prambanan. Setelah ketemu, kamu lurus saja ikuti jalan Prambanan-Piyungan tersebut. Setelah kurang lebih 4,6 km, kamu akan menemukan pertigaan dengan petunjuk jalan yang akan mengarahkan kamu ke lokasi Tebing Breksi dan Candi Ijo.
Candi Ijo ini memang sejalur dengan Obyek Wisata Warisan Geologi Tebing Breksi yang baru populer 2-3 tahun belakangan ini. Lokasinya hanya 0,5 km setelah Tebing Breksi, jadi kamu juga bisa sekalian mampir ke sini. Dari pertigaan itu kamu mesti belok ke kiri menyusuri jalan desa, kurang lebih sekitar 3 km untuk mencapai lokasi.
Hati-hati ya, akses jalan desa menuju ke lokasi relatif sempit dan hanya cukup untuk simpangan dua mobil. Bila hari minggu atau hari libur akan terjadi sedikit kemacetan di beberapa titik lokasi. Tetapi santai saja karena ada banyak petugas yang sigap membantu mengatur dan mengarahkan jalan.
Bila kamu naik kendaraan roda dua, baiknya kamu memakai masker untuk mengantisipasi debu yang berterbangan. Kamu juga mesti waspada karena ada beberapa ruas jalan yang rusak dan berlubang. Lain daripada itu, karena lokasi ke Candi Ijo berada di ketinggian, kamu juga akan melewati jalan menanjak. Terdapat beberapa tanjakan walaupun tidak terlalu curam.
Saran saya, untuk alasan keselamatan ada baiknya kalau kamu mempertimbangkan menggunakan mobil yang sehat serta tidak melebihi kapasitas penumpang. Nah, kalau kamu menggunakan sepeda motor, pertimbangkan untuk menggunakan motor matik yang sehat bila ingin mengunjungi Candi Ijo ini. Kenapa ? Motor matik sangat cocok untuk tanjakan karena tidak menggunakan rantai.
Tiket Masuk, Parkir & Fasilitas Penunjang
Harga tiket masuk sangat murah dan tempat parkir yang kondusif untuk motor dan mobil. Tak perlu biaya mahal untuk masuk ke Candi Ijo ini karena tiket masuknya hanya Rp. 5.000 per orang untuk wisatawan domestik dan Rp 100.000 per orang untuk wisatawan mancanegara. Murah kan ?
Tempat parkir juga cukup kondusif untuk motor dan mobil. Lokasinya berada di sisi selatan candi, seberang jalan sebelum gardu pandang. Berapa ?
Untuk mobil, kamu akan dikenai biaya parkir Rp 3.000 dan untuk motor kamu cukup membayar Rp 2.000. Tempat parkir juga aman karena dijaga oleh petugas serta menggunakan karcis resmi yang dikeluarkan oleh pengelola.
Fasilitas pendukung lain yang berada di lingkungan Candi Ijo ini adalah Kamar Mandi (WC) yang berada di deket tempat parkir.
Kalau kamu haus atau ingin sekedar ngemil sambil beritirahat, kamu bisa mampir ke warung kecil yang lokasinya juga berada sekitar tempat parkir tersebut. Jangan khawatir harga akan mahal bila beli minuman atau makanan ringan di sini. Semua harga wajar, kok. Misal Es Teh cuman Rp. 2.500 dan kopi cuman Rp 3.000. Nah, di sepanjang jalan juga banyak penjual makanan yang cukup untuk mengganjal perut bila laper.
Apa yang Asik di Candi Ijo?
Banyak hal asik yang bisa kamu lakukan di sini. Selain kamu bisa mempelajari warisan sejarah masa lampau yang akan membuat darah patriotisme semakin memerah, kamu bisa membuat membuat foto-foto yang menarik dan epic. Setiap sudut Candi Ijo menyediakan spot foto yang Instagramable. Kamu bisa membuat foto menarik dari berbagai angle untuk seru-seruaan di media sosial. Hanya saja, kamu tidak diijinkan mengambil foto dengan menggunakan drone di sini. Saya tidak tahu alasannya.
Oh ya, ada baiknya kalau kamu datang pagi-pagi ke tempat ini. Saat pagi hari, lokasi candi akan berselimut kabut tipis, rumput dan daun-daun sedikit basah dengan embun pagi. Begitu memasuki gapura candi, kamu pasti akan seperti kembali ke masa silam, ke dunia yang entah apa namanya. Menakjubkan !!! Nah, kalau kamu adalah penggemar sunset sejati, percayalah bahwa Candi Ijo ini adalah tempat terbaik untuk melihat keindahan sunset.
Selain berada di ketinggian, dan Candi Ijo ini juga menghadap ke arah Barat, ke arah matahari terbenam. Kamu bisa menikmati sunset di Candi Ijo ini dengan lepas karena saat matahari masuk ke peraduan tidak terhalang pepohonan atau bangunan lain. Intinya, menikmati sunset di sini ‘gak bakal kalah dengan di Stonehenge England atau Angkor Wat Cambodia. Believe in me !
Finally,
Kapan nih kamu jelong-jelong ke Candi Ijo Prambanan yang eksotis ini ? Pokoknya kapan pun kamu ke candi ini, jangan sungkan untuk khabar-khabari saya di sini, ya. Candi Ijo deket banget tuh dengan rumah saya. Saya tunggu kamu di Yogya, ya. Selamat berlibur, jangan lupa bahagia !