Popbela – Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu kata pepatah. Dan ini benar, nyatanya saya dan anak perempuan saya, Ayunda, nyaris mempunyai kebiasaan dan hobby yang hampir sama. Selain suka nonton film horor, makan pedas, kami berdua juga suka membaca informasi apa saja baik online maupun hardcopy.
Rasanya seneng juga sih kalau Ayunda yang masih kelas 4 SD mempunyai kegemaran ini karena membaca adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan, begitu kata orang bijak, bukan ?
Sebenarnya saya enggak pernah nyuruh-nyuruh Ayunda untuk baca ini dan itu. Kegemaran membaca Ayunda murni karena kehendaknya sendiri serta tuntutan tugas-tugas sekolahnya. Tugas Sekolah ? Ya. di sekolah Ayunda setiap siswa mandapat tugas (home work) yang tidak masuk pelajaran tetapi memacu anak gemar membaca yakni literasi. Ayunda bilang, dalam tugas ini semua murid mesti membaca apapun.
Tak hanya membaca saja, ternyata murid-murid juga mesti mencatat sumbernya, mencatat kosa kata baru yang tidak dipahami kemudian mencari artinya.Rasanya seneng juga sih kalau Ayunda yang masih kelas 4 SD mempunyai kegemaran ini karena membaca adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan, begitu kata orang bijak, bukan ?
Nah, suatu ketika Ayunda bertanya tentang istilah “Hormon anti-aging”. Hah ? Heran, saya pun bertanya dari mana mendapat istilah itu, Ayunda menjawab dari Situs Online Popbela. Wuaalah nduk..seumurmu dulu mamamu ini belum tahu istilah-istilah yang begituan. Kenapa enggak baca majalah anak-anak saja tho nduk, batin saya.
Darimana Ayunda Tahu Popbela ?
Saya tidak tahu pasti, sejak kapan Ayunda suka baca-baca Popbela dan darimana dia tahu. Tebakan saya sih sepertinya dari history browser android saya. Memang, kalau tidak ada aktifitas di depan lapee, sambil leyeh-leyeh saya memang suka update berita dari IDN Media Group dan kanal-kanal yang dimilikinya via android.
Nah, kalau tidak di close all page ketika exit, begitu membuka browser lagi biasanya langsung membuka history website terakhir yang dikunjungi.Saya memang enggak melarang Ayunda baca-baca situs-situs online apapun sepanjang bermanfaat, seperti Popbela. Apalagi ini ada hubungannya dengan tugas-tugas literasi di sekolahnya. Satu hal lagi, Popbela sendiri memang tidak mensyaratkan batasan umur pembacanya ala-ala nonton film atau acara TV gitu. Jadi saya pikir “it’s okay. Tha’s no problem”, dengan catatan-catatan tertentu.
Kenapa Ayunda (Juga) Suka Popbela Seperti Saya?
Iseng-iseng, saya pernah bertanya kepada Ayunda, kenapa kok suka baca Popbela dan apa yang menarik sih. Eh, dia bilang begini tuh,
“Tahu gak ma, baca artikel di Popbela itu mengasikkan banget. Apalagi artikelnya singkat-singkat, mudah dipahami isinya dan banyak gambar dan video keren. Trus, adek juga menemukan banyak istilah-istilah baru populer untuk tugas literasi di sekolah.”
Betul, Ayunda enggak salah. Salah satu ciri khas Popbela adalah artikelnya pendek-pendek yang disertai dengan ilustrasi gambar pendukung yang bagus. Selain itu, yang saya suka dari Popbela adalah bahasa yang dipergunakan adalah bahasa populer, normatif dan jauh dari kesan berlebihan (lebay) sehingga mudah dipahami oleh pembaca dalam berbagai tingkatan usia.
“Adek juga sering tertawa-tawa sendiri kalau baca Popbela, ma. Artikelnya banyak yang lucu, ma.”
Ini juga betul. Selain informatif, Popbela juga menghibur. Tak jarang saya juga dibikin tersenyum-tersenyum sendiri bahkan tertawa ngakak saat membaca beberapa artikel di Popbela. Tapi saya penasaran, apa yang bikin Ayunda bisa cerita begitu, ya. Ealah…, ternyata setelah dia lihat video dalam Artikel ini.
Walah, nduk..nduk…!
“Ma, start up itu apa sih ma. Boleh ‘gak kalau adek besar nanti punya start up kayak tante Aulia Halimatussadiah, kan adek juga suka nulis ma ? “
Di luar dugaan saya sebenarnya. Saya pikir hanya untuk kebutuhkan tugas literasi saja, ternyata dengan baca Popbela Ayunda malah menemukan “wacana baru” berupa motivasi baginya.Sempat heran juga sih. Artikel mana yang dibacanya sehingga memotivasi dia ingin mempunyai start up. Ternyata Ayunda baca Artikel ini
Ayunda memang suka menulis. Beberapa tulisannya bahkan diunggah di blognya sendiri duniayunda,. Tapi karena aktifitasnya, blog tersebut jarang di update. “Entar habis lebaran, ma. Begitu kata dia. Tetapi saya mengakui bahwa banyak artikel-artikel Popbela yang menginspirasi seseorang untuk menjadi lebih baik.
Ssst, Papa Jangan Sampai Tahu Popbela, Ya Dek !
Saya memang tidak melarang Ayunda membaca Popbela kerena kenyataannya saya dan Ayunda sama-sama suka Popbela. Hanya saja untuk beberapa alasan, akhirnya saya dan Ayunda bikin “kesepatan” bersama. Kesepakatan antara Ibu dan anak tetapi juga kesepakatan antar-perempuan yang sama-sama hidup di jaman millenial. apa itu ?
Pertama, Ayunda ‘gak boleh bilang sama papanya. Kenapa, ya biar papa enggak ikut-ikutan tergoda baca Popbela juga. Popbela khan ‘best friend’-nya kaum wanita. Just Joke ya, tapi kalau Popbela menjadi sahabat wanita itu benar.
Kedua, dari semua kategori dan sub kategori di Popbela, Ayunda tidak boleh membuka sub kategori sex, dating dan married. Saya tidak “mentabukan” 3 (tiga) hal ini bagi Ayunda. Dalam banyak hal, saya bahkan sering berdiskusi dengannya akan tetapi dalam batas-batas kemampuan berfikir dan usianya.
Ketiga, Ayunda hanya boleh membaca Popbela melalui android saya. Kenapa ? Ini juga penting, tuh. Walaupun Ayunda punya Android sendiri dan dengan fitur “parental control” yang sudah di hidupkan, tetapi ini adalah cara saya mengontrol aktifitas browsing Ayunda dalam membaca informasi agar tidak menjadi korban ‘HOAK’ serta menyerap informasi sesuai dengan tingkatan umurnya. Beruntung saya, karena di Popbela 100% tidak ada informasi atau berita HOAX.
Akhirnya, terima kasih telah membaca kisah singkat ini. Semoga bermanfaat. Baiknya, ambil enaknya saja dan yang enggak enak kasih ke kucing ya. Thanks.